Minggu, 26 Desember 2010

tes,,,,tes,,,tes,,,,

Ujian EPS-TOPIK tlah aku lalui,,,,leganya,,,, Yupz!!! Tgl 12 Desember kemarin aku ikut tes bahasa Korea. Dengan penuh semangat, aku berangkat dengan kereta pertama jan 05.41 dari Lempuyangan menuju Balapan, padahal tes baru dimulai pukul 10.30! Pertama sie, niatnya mo berangkat sendirian, tapi ternyata di stasiun bertemu teman2 kursus bahasa Korea yg mo ikutan EPS-TOPIK juga, jadilah kita berangkat ke Solo sama-sama^.^. Sebenarnya ada lebih banyak temen-temen kursus yg ikut tes ini, tetapi mereka telah berangkat duluan, alias nginap di Solo dari kemarin sore. Ada juga yg ikut LPK, dan tentunya bayar lebih juga. Dari ikut tes kemarin banyak hal yg aku peroleh dan cerita yg aku tulis ini adalah berdasarkan pengamatanku selama ikut tes kemarin, jadi jangan ada yg protes bila yg aku tulis tidak ada bukti yg valid~he he he~
Peserta yg ikut EPS-TOPIK ini bisa dikelompokkan jadi 3. Kelompok pertama adalah orang-orang yg ikut tes dengan belajar secara otodidak, seperti aku dan teman2 kursus. Walaupun kami pernah ikut kursus bahasa Korea, tapi itu kami lakukan satu tahun yg lalu dan tidak berfokus untuk mengikuti ujian bahasa Korea, alias belajar bahasa Korea dari dasar dan kelompok ini belum pernah ke Korea! Dan ada pula yg belajar hanya dari buku-buku. Jadi untuk mengikuti tes ini kami belajar mandiri dari kumpulan soal yg telah tersedia. Orang-orang seperti kami ini adalah kelompok minoritas dari peserta EPS-TOPIK kemarin. Kelompok kedua adalah orang2 yg pernah bekerja di Korea yg ingin kembali bekerja kesana. Jadi orang-orang ini pada dasarnya sudah mempunyai pengalaman untuk ikut tes dan bekerja disana. Umumnya mereka juga mengikuti tes dan belajar secara individu seperti kelompok pertama, tetapi tentunya mereka lebih unggul secara pengalaman. Jumlah peserta dari kelompok ini lebih besar dari kelompok pertama. Sedangkan kelompok ketiga merupakan kelompok mayoritas dari kedua kelompok dari kelompok diatas. Anggota kelompok ini terdiri dari orang-orang yg ingin bekerja ke Korea, baik yg belum pernah maupun yg sudah pernah bekerja di Korea, yg bergabung di sebuah LPK (lembaga latihan kerja). Kelompok ini lebih terorganisir. Mereka belajar secara khusus untuk mengikuti EPS-TOPIK dan orang yg ikut di LPK adalah orang-orang yg serius untuk bekerja di Korea.
Ada untung dan ruginya dari kelompok-kelompok itu. Kelompok pertama tentunya harus lebih giat buat belajar dan mengumpulkan informasi,karena  keberhasilan kami tergantung pada kemampuan kami dan kerja keras kami dalam belajar. Tetapi kami juga tidak harus mengeluarkan biaya yg banyak, karena kami bisa belajar dari buku dan  internet tanpa membayar guru,  mengingat biaya kursus bahasa Korea sangat mahal dan jarang ada di Yogya dibandingkan bahasa Inggris dan Jepang. Kelompok kedua diuntungkan dengan pengalaman mereka yg pernah bekerja di Korea, jadi mereka tinggal mengingat dan mengulangnya kembali. Kelompok ketiga lebih enak, karena mereka mempunyai pembimbing untuk mempelajari soal-soal,lebih mudah untuk memperoleh informasi dan memperoleh fasilitas selama mengikuti tes seperti transport dan akomodasi selama tes. Tapi, kerugiannya adalah,,,,tentu saja harus merogoh kocek lebih dalam~ha ha ha~
Jika hasil pengamatanku diatas adalah tentang peserta tes, yg tentu saja orang Indonesia, maka sekarang aku akan menuliskan pengamatanku tentang penyelenggaraan tes itu sendiri yang dilakukan oleh orang-orang Korea! PAnitia EPS-TOPIK ini langsung dari HRD Korea, yang anggotannya tentu saja orang-orang Korea ;P Pada pelaksanaannya, para pengawas ujian adalah orang-orang Indonesia, walaupun para pengawas itu masih di awasi langsung oleh orang Korea.
Walaupun ujian baru dimulai pukul 10.30, tapi kami harus masuk ruang ujian 09.30. selama 1 jam itu, dilakukan pemeriksaan identitas dan pencocokan foto tiap peserta yg dilakukan oleh pengawas local dan pengawas dari Korea. Pembagian soal pun secara acak. Untuk EPS-TOPIK tahun ini, ada empat jenis soal, yaitu A,B, C, dan D. Sebenarnya soal-soal itu sama, tapi urutan soal dan urutan jawabannya berbeda. Jadi, sangat sulit bagi peserta untuk saling bertanya karena untuk tahu siapa yg punya soal yg sama dengan kita saja cukup susah~kkkk. Bahkan lembar jawaban pun sudah ada nama kita, jadi tinggal ngisi tanda-tangan peserta dan pengawas aja. Selama 70 menit tes, kita dilarang membawa barang-barang lain selain alat tulis dan tas, jaket, HP dan lainnya dikumpulkan ke pengawas. Dan saking ketatnya, selama itu pula, baik peserta maupun pengawas local dilarang keluar dari ruangan tes~ha ha ha!
Orang Korea sangat berdisiplin dalam ujian, walaupun sangat ‘kaku’ dalam pelaksanaan tes yg ‘hanya’ mengerjakan 50 soal, tapi mereka juga ‘membocorkan’  soal2 untuk latihan yg 50 di antaranya pasti akan keluar menjadi soal ujian. Tindakan yg sangat ketat selama ujian dan penyediaan soal2 latihan, menurutku adalah tindakan HRD Korea selain untuk mewujudkan hasil ujian yg adil juga untuk menghindari adanya calo ujian. Tapi bukan orang Indonesia namanya kalo tidak bisa mengakali hal tersebut. Dari pembicaraan2 yg aku dengar setelah ujian, ternyata banyak terjadi jual beli kunci jawaban tes. Selain itu juga beredar gossip bahwa tersedia 3000 tempat yg pasti lulus ujian, asal membayar dengan jumlah tertentu.
Terlepas dari semua hal diatas, diperlukan kerja keras untuk dapat lulus tes EPS-TOPIK, karena membeli hasil ujian atau melalui calo ternyata juga tidaklah murah, dan darimana kita dapat mempunyai uang yg cukup untuk membayar kalo tidak dari kerja juga?